Cantiks.com – Kampung Batik Laweyan Dan Kauman Terkenal Sebagai Penghasil Batik
Ikon Batik Solo Itu Laweyan atau Kauman?
Kamis, 29 Agustus 2019 12:09 WIB

TEMPO.CO,
Jakarta
– Sama-sama ikon batik dan legendaris, warga Laweyan dan Kauman sudah memiliki tradisi membatik jauh sebelum republik ini berdiri. Meskipun sama-sama menghasilkan batik tulis dan cap berkualitas tinggi, kedua memiliki perbedaan.
Penggemar batik mendapati batik produk Laweyan lebih berwarna sementara Kauman menghasilkan motif-motif klasik Keraton Kasunanan. Namun, inovasi yang dilakukan para pengrajin, sangat memungkinkan sekat-sekat gaya itu kian menipis.
Asal Usul Laweyan
Nama Laweyan merujuk istilah untuk kelompok kaum kaya atau Wong Nglawiyan. Artinya orang yang berlebih atau
kaluwih-luwih
dalam segala hal, terutama dalam hal kebutuhan hidup atau harta kekayaan. Wilayah Laweyan sejak dulu merupakan pusat perdagangan batik dan tempat tinggal para pengusaha batik tulis Jawa.
Kampung Batik Laweyan berdiri di atas wilayah seluas 24 hektar lebih. Sebagian besar warganya bekerja sebagai pedagang ataupun pengrajin batik. Kampung batik ini menjadi ikon batik Solo sejak abad ke-19. Bahkan sejarah pergerakan nasional terukir di situ, saat Sarikat Dagang Islam (SDI) berdiri pasa 1912. Asosiasi pedagang pertama milik pribumi itu dibentuk untuk melawan dominasi pengusaha China dan Eropa. Pendirinya seorang pengusaha sekaligus muslim yang taat Haji Samanhudi pada 1912.
Kini, Laweyan memiliki lebih dari 250 motif batik yang sudah dipatenkan. Ciri khasnya, warna-warnanya lebih terang dan tak terikat kuat dengan motif keraton. Saat mengunjungi Laweyan, wisatawan disambut dengan dinding tinggi dan gang-gang sempit. Bangunan rumah pedagang batik Laweyan banyak dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Eropa, China dan Islam.
Tak hanya menjual batik, di Kampung Batik Laweyan juga memiliki paket wisata
workshop
membuat batik. Wisatawan bisa belajar membatik selama dua jam, hasilnya bisa langsung dibawa pulang. Selain workshop singkat bagi pengunjung, ada juga pelatihan membatik secara intensif bagi yang ingin mendalami teknik pembuatan batik tulis dan cap.
Suasana salah satu gerai penjualan batik yang ada di kawasan Kampung Wisata Batik Kauman Solo, Jawa Tengah, Jumat 21 September 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kampung Batik Kauman
Bila wilayah Laweyan dibangun oleh rakyat kebanyakan, maka Kauman merupakan permukiman abdi dalem Keraton Kasunanan. Mereka mempertahankan tradisi membatik dengan motif-motif dari keraton. Kampung ini salah satu perkampungan tertua di Solo, yang pernah menjadi pusat bisnis batik dan syiar agama Islam.
Kauman dibangun saat Raja Keraton Surakarta Paku Buwono III membangun Masjid Agung Keraton. Lokasi Kauman terletak persis di sisi sebelah barat alun-alun Keraton Solo pada tahun 1763-1788. Kauman mulai menjadi pusat kampung batik, ketika keraton memerintahkan para abdi dalem menjadi penyuplai pakaian penghuni kraton.
Keraton membutuhkan sandang batik. Abdi dalem yang biasa membatik diperintahkan tinggal di Kauman agar lebih dekat dengan keraton. Sejak itulah bisnis batik turut berputar di Kauman. Abdi dalem memiliki standar khusus untuk memproduksi pakaian para bangsawan dan raja. Untuk dijual umum, mereka cukup membuat motif yang berbeda dengan keraton, namun masih beraura priyayi. Pasalnya, motif batik menunjukkan status sosial di antara masyarakat kebanyakan.
Pendek kata, dibandingkan dengan Laweyan, batik Kauman lebih menampilkan motif batik klasik berdasar pakem atau standar keraton. Motif batik Kauman lebih merepresentasikan motif batik yang dikenakan di Keraton Kasunanan. Batik Kauman memiliki tiga jenis: batik klasik dengan motif pakem (batik tulis), batik cap, dan batik kombinasi cap dan tulis.
Ciri khas kampung Batik Kauman adalah bentuk bangunannya yang bergaya Jawa-Belanda, rumah joglo dan limasan. Rumah-rumah klasik itu berada di gang-gang sempit, yang menjadikan Kauman sebagai kampung yang bernuansa khas.
Suasana disalah satu sudut kawasan Kampung Wisata Batik Kauman Solo, Jawa Tengah, Jumat, 21 September 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat
Rekomendasi Berita
Asal Usul Kampung Kauman Yogyakarta, Tempat Kelahiran KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah
14 hari lalu

KH Ahmad Dahlan lahir di Kauman pada 1 Agustus 1886. Kampung Kauman ini ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Perjalanan Sang Pencerah KH Ahmad Dahlan, Susah Payah Mendirikan Muhammadiyah
15 hari lalu

Hari ini, 136 tahun silam atau 1 Agustus 1886, hari kelahiran KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Mengenal Beduk Raksasa Masjid Agung Purworejo Bernama Kyai Bagelan
26 April 2022

Beduk Kyai Bagelan di Masjid Agung Purworejo memiliki ukuran garis tengah bagian depan 194 cm, garis tengah bagian belakang 180 cm, panjang 292 cm.
Transit Mudik di Pekalongan? Jangan Lewatkan Sentra Batik Inii
25 April 2022

Kampung batik ini terletak di Jalan KH Wahid Hasyim Kauman, Pekalongan. Kampung Batik Kauman telah dikenal sejak lama sebagai pusat pengrajin batik.
Geruduk Pasar Kauman Ramadan Yogyakarta Cari Rupa-rupa Takjil
6 April 2022

Pasar Ramadan Kauman merupakan pasar kaget tertua di Yogyakarta, yang hanya muncul saat bulan Ramadan. Aneka jajanan takjil ada di sini.
Wamen BUMN Sebut Solo Bisa Menjadi Model Kota Wisata Halal di Dunia
11 Februari 2022

Pahala Nugraha Mansury ingin Indonesia melalui sektor kuliner halalnya dapat menjadi Dapur Halal Global
Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Muhammadiyah yang juga Anggota BPUPKI
24 November 2021

Pada 24 November merupakan hari kelahiran Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Muhammadiyah yang juga anggota BPUPKI.
Kampung Kauman Yogyakarta: Tempat KH Ahmad Dahlan Mendirikan Muhammadiyah
25 April 2021

KH Ahmad Dahlan mendirikan perkumpulan Muhammadiyah di Kampung Kauman Yogyakarta. Lokasinya tak jauh dari Keraton, Masjid Gedhe dan Alun-alun.
Kicak, Takjil Manis Legit Favorit di Pasar Kauman Yogyakarta
25 April 2021

Pusat jajanan Ramadan di Kampung kauman, Yogyakarta selalu menyediakan makanan takjil untuk berbuka puasa. Paling khas adalah kicak.
Setara Minta Gubernur DIY Revitalisasi Narasi Keislaman di Kauman
31 Oktober 2020

Corak keislaman Kauman dapat dikategorisasi ke dalam dua kelompok besar, yaitu Muhammadiyah moderat dan Muhammadiyah salafi-wahabi yang konservatif.
Kampung Batik Laweyan Dan Kauman Terkenal Sebagai Penghasil Batik
Sumber: https://travel.tempo.co/read/1241556/ikon-batik-solo-itu-laweyan-atau-kauman